BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guinensis
jack) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi
terpenting di sektor pertanian, hal ini dikarenakankelapa sawit mampu
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak atau lemak lainya . Selain itu kelapa sawit juga
memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar alternatif Biodisel, bahan
pupuk kompos, bahan dasar industri lainnya seperti industri kosmetik, industri
makanan, dan sebagai obat.Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup
menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup besar, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Oleh
sebab itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan yang cukup luas,
Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.
Saya memilih lokasi penanaman di kota Riau karena
lokasinya yang cukup luas.Riau memiliki tanah mineral masam yang pada umumnya memiliki
kandungan bahan organik yang rendah sehingga sumber energi bagi mikroorganisme
di dalam tanah tidak tersedia menyebabkan aktivitas mikroorganisme menjadi
berkurang sehingga proses perombakan di dalam tanah menjadi berkurang pula.
Upaya dalam mengatasi masalah adalah dengan penambahan unsur hara ke dalam
tanah(pemupukan) dan melakukan pengapuran dalam meningkatkan pH tanah serta
penambahan bahan organik seperti tandan kosong kelapa sawit untuk meminimalisir
biaya ekonomi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah budidaya tanaman
kelapa sawit ini antara lain :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit
dengan baik dan benar
2. Mengetahui dan memahami syarat tumbuh dari kelapa
sawit
3. Mengetahui estimasi produksi panen kelapa
sawit
BAB II
PEMBAHASAN
- Botani dan Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus
dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter. Tanaman berumah satu (monoecious)
karena bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga
jantan dan bunga betina. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang
sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar (Setyamidjaja,.2006). Akar tanaman kelapa sawit mempunyai
sistem perakaran serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit
dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping
dapat mencapai radius 16 m (Sastrosayono, 2003)
Batang tanaman
diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah
kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman
kelapa. Daun kelapa sawit
merupakan daun majemuk yang di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris
duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage
leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Buah kelapa sawit
terdiri atas beberapa bagian, yaitu
eksokarp, perikarp, mesokarp, endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak
mengandung 45 – 50 % minyak dan berwarna merah kuning karena mengandung karoten.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung
bibit yang digunakan (Sunarko, 2007).
- Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak
belukar. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban
80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah
hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa
sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk
pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah
Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi
jika di tanam di daerah bertanah Podzolik. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka
diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda,
rorak dan parit kaki bukit.
- Kesesuaian lahan
Lahan yang sesuai untuk kelapa
sawit dapat berupa hutan primer dan
sekunder, semak belukar, bekas perkebunan komoditas
lain (karet, kelapa, kakao), padang alang-alang,
atau bahkan bekas kebun tanaman pangan (jagung,
singkong, padi gogo), serta kebun kelapa sawit
tua (peremajaan). Teknik pembukaan lahan dapat
dilakukan secara manual, mekanis, kimia atau kombinasi, tergantung
keadaan vegetasinya.
a. Ketinggian Tempat : Tanaman kelapa sawit bisa
tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1000 mdpl. Namun, untuk
produktivitas optimalnya diketinggian 400m dpl.
b. Topografi : Baik dikemiringan lereng 0°-12° atau
21%. Lahan yang kemiringannya 13°-25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi
petumbuhannya kurang baik. Untuk lahan yang kemiringannya >25° sebaiknya
tidak dipilih karena menyulitkan dalam pengangkutan buah saat panen dan
beresiko terjadi erosi.
c. Drainase : Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga
tidak menyukai daerah yang tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat
kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan
kekurangan unsur nitrogen (N).
d. Tanah : Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah
podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan alluvial. Tanah
gambut juga dapat di tanami kelapa sawit asalkan ketebalan gambutnya tidak
lebih dari satu meter dan sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang perlu di
perhatikan untuk budi daya kelapa sawit adalah sebagai berikut :
* Sifat Fisik Tanah :
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang bertekstur lempung
berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki ketebalan tanah lebih dari 75
cm, dan berstruktur kuat.
* Sifat Kimia Tanah :
Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan kandungan unsur hara yang
tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam dengan kisaran nilai 4,0-6,0 dan ber
pH optimum 5,0-5,5.
3. Kesesuaian
iklim
Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 250
– 2 500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran dengan
curah hujan yang tinggi dibandingkan dengan
jenis tanaman lainnya. Jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan
merupakan faktor pembatas berat. Adanya bulan kering yang panjang
dan curah hujan yang rendah akan menyebabkan
terjadinya defisit air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh
karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman
lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
4.Rencana.budidaya
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
2. Penyiapan lahan.
- Pembukaan Lahan
Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk
pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter
lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.
Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di
tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.
Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan
lubang tanaman harus di bongkar
- Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan
lahan dari gulma menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa
pembajakan dan penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit
menyilang. Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua
minggu.
- Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek,
menimbun, mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di
sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan
bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam
kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di
padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya
dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali
tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran
air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan
air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris
tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat
dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di
buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60
cm. Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka
teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir
tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.
3. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
B. Estimasi
produksi
a. Kriteria Matang Panen
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak
5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31
bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan
buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur
kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan
umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa
sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat
dipanen pada saat tanaman berumur 3
atau 4 tahun. Produksi TBS yang dihasilkan akan
terus bertambah seiring bertambahnya umur dan akan mencapai
produksi yang optimal dan maksimal pada saat
tanaman berumur 9 – 14 tahun, dan setelah
itu produksi TBS yang dihasilkan akan mulai menurun.
Umumnya, tanaman kelapa sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga
berumur 25 – 26 tahun.
b. Cara Panen
Pemanenan dilakukan untuk umur <7 tahun
menggunakan alat dodos dengan lebar 10-12,5 cm dengan gagang pipa besi atau
tongkat kayu dan untuk kelapa sawit umur >7 tahun menggunakan egrek yang
disambung dengan pipa alumunium atau batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan,
sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur
rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin
dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Brondolan harus bersih dan tidak tercampur
tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH.
c. Panen Pertama
Pemanenan pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan
hasil produksi 0,5ton/ha perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. 0,5 ton (500 kg) x
1700 = 850 rb.
Hasil akan naik seiring dengan umur tanaman, berikut
perkiraannya :
Tahun ke 6 – 10 => 1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan
Tahun ke 11 – 15 => 1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap
bulan
Jadi pada tahun ke 4 bisa mendapatkan hasil
panen per HA per bulan sekitar 700 rb per bulan. Jika dihitung secara sederhana
700 rb x 36 bulan = 25 jt-an.Modal yang dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai
umur 4 th. Ada selisih 8 jt-an yang bisa dipakai untuk ongkos produksi selama 3
th tersebut (dari umur 4 th – 7 th).JADI ESTIMASI saya pada umur 7 th atau
setelah sawit menghasilkan yaitu umur 4 th, dimana ini berarti ada masa 3 tahun
yang dibutuhkan supaya BEP setelah panen.
Masa BEP yang sebenarnya sendiri saat umur 7 th.
Setelah umur 7 tahun dimana hasil yang didapat untuk tiap HA juga naik sedang
biaya produksi untuk pupuk, pemangkasan daun, penyemprotan relative sama dengan
sebelum 4 th. Biaya yang naik adalah biaya ongkos panen dan ongkos transportasi
(biaya untuk mengangkut hasil panen) sampai pabrik.Dalam keadaan yang optimal,
produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar
4-5 ton minyak sawit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya tanaman kelapa sawit tumbuh pada lahan
semak belukardengan ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan
kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan
iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan
memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit
memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan
kelapa sawit 24°C – 28°C. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah
Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi
jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika dibandingkan dengan tanah berpasir
dan gambut. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°.
Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi
tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun
dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah
berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat
1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah
yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya
ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman
dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan
tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir.
Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar
(TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman
berumur 3 atau 4 tahun.
Pemanenan pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan
hasil produksi 0,5ton/ha perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. Hasil akan naik
seiring dengan umur tanaman, dapat diperkirakan pada Tahun ke 6 – 10 adalah
1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan dan tahun ke 11 – 15 adalah 1,6
ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa, 2013. http://www.google.com/Estimasi-produksi-kelapa-sawit.html
diakses pada tanggal 07 April 2013
Anonymousb ,2013.http://www.google.com/Budidaya-Tanaman-Kelapa-Sawit.html
diakses pada tanggal 07 April 2013
Lubis, A,U. 1992.Kelapa
sawit (Elais guineensis Jacq.) di Indonesia.
Pusat Penelitian Perkebunan,Marihat-Bandar Kuala.435 hal
Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000. Manajemen
Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal.
Purba, R.Y., Susanto, A., Sudharto, P.
2005. Serangga Hama Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Medan. 29 hal.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit.
Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko, 2007. Petunjuk
Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
izin copy
ReplyDeleteSaya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.
ReplyDelete